Renaissance berasal dari kata Re (kembali), dan Naitre (lahir). Renaissance adalah kelahiran kembali kebudayaan kuno Yunani dan Romawi yang pernah berjaya sebelum abad pertengahan. Gejala Renaissance pertama kali lahir di Italia, sebuah negeri yang menghasilkan kebudayaan Romawi pada zaman dulu.
Renaissance terjadi akibat tertekannya bangsa Eropa dalam kebebasan berpikir pada masa feodalisme. Di mana semua pola kehidupan mereka harus ditujukan untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat (memento mori) dan dikendalikan oleh gereja.
Setelah perang Salib berakhir, hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa menjadi ramai kembali. Dengan adanya peristiwa yang menguntungkan dalam bidang perdagangan tersebut, maka penghidupan di kota-kota pelabuhan semakin baik pula, serta merta kota-kota pelabuhan dikuasai oleh para pedagang.
Dengan keadaan ini, maka munculah pedagang-pedagang dengan modal besar di Italia. Rakyat di Italia pun berubah pola penghidupan perekonomiannya. Rakyat Italia tidak lagi tergantung pada hasil pertanian, tapi mendapat laba yang sangat besar dari perdagangan.
Kemajuan perekonomian meningkatkan pula pola-pola kehidupan kemasyarakatan di Italia. Misalnya kalau di negara-negara Eropa lainnya masih dipegang semboyan Seni budaya untuk agama dan gereja, maka di republik-republik dagang Italia semboyan itu sudah dianggap usang, dan semboyan itu diganti dengan seni untuk seni.
Akibat semboyan seni untuk seni tersebut maka seni mulai dibebaskan dari pengaruh gereja. Hal ini jelas terlihat pada hasil seni dari zaman Renaissance yang berbeda dengan hasil seni dari zaman pertengahan. Gaya seni yang dikuasai pada waktu itu adalah pengaruh kebudayaan Yunani Kuno. Para pedagang yang kaya raya dan usahawan yang menjadi tokoh-tokoh penting dalam masyarakat, adalah konsumen utama dari karya seni yang bergaya Yunani kuno ini.
Perubahan dalam bidang seni budaya dan kemasyarakatan pada zaman Renaissance telah meresap dengan sempurna dalam masyarakat Italia pada waktu itu. Karya pustaka klasik dalam bahasa asli Yunani dan Latin pun mempengaruhi alam pikiran para cendekiawan Italia.
Karya pustaka klasik tersebut antara lain adalah hasil pemikiran Sokrates, Plato, serta pengarang-pengarang lainnya yang makin luas dipelajari oleh para ilmuwan dari Italia. Para cendekiawan yang alam pikirannya meniru atau terkesan dengan karya pustaka warisan Romawi dan Yunani kuno tersebut menamakan dirinya kaum Humanis.
Karya humanis berisi pembebasan diri dari kekangan gereja yang amat dogmatis. Kaum humanis menyebarkan pikiran atau pola pikir yang tidak gereja sentris, ia lebih menekankan bahwa manusia adalah makhluk bebas yang tidak boleh diatur oleh kekangan-kekangan gereja.
Pengaruh kaum Humanis ini menimbulkan nilai-nilai baru dalam masyarakat, dalam hubungan antar manusia, serta dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya. Manusia lebih dilibatkan kepada kebebasan berpikir, memperoleh segenap hak azasinya secara lebih hakiki, serta harus bertindak wajar, tidak dikekang oleh kekangan gereja, penguasa, tapi bukan berarti meninggalkan kehidupan keagamaan.
7 Corak Karya Humanisme
Karya pustaka yang dihasilkan oleh kaum humanis menampilkan corak yang sama, yaitu:
1. Individualisme, yaitu menggunakan atau mengutamakan kepentingan pribadi.
2. Sekularisme, yaitu sikap yang mengutamakan keduniawian.
3. Skeptisme, yaitu sikap tidak mempercayai sesuatu sebelum ada bukti yang nyata.
4. Materialisme, yaitu sikap mementingkan kebendaan.
5. Klasisisme, yaitu sikap mengagung-agungkan segala sesuatu yang berasal dari budaya klasik.
6. Universalisme, yaitu sikap mengidamkan seseorang yang dapat melakukan segala macam keahlian.
7. Rasionalisme, mengutamakan pola pikir yang benar dan nyata.
Seniman Terkenal dari Renaissance
Selain karya pustaka, muncul pula banyak karya seni terkenal hingga masa sekarang yang dihasilkan oleh tangan dingin para seniman yang menganut Humanisme. Setidaknya ada 4 seniman paling terkenal yang lahir akibat adanya Renaissance dan Humanisme:
1. Leonardo da Vinci (1452-1519 M) dengan karyanya yang termashur, lukisan Monalisa.
2. Michael Angelo Buonarroti (1475-1564) yang dijuluki sebagai seniman serba bisa. Karena selain sebagai seorang arsitek, dia juga seorang pemahat, pembuat patung, dan pembuat syair-syair yang terkenal indah. Karyanya yang sampai sekarang masih tersimpan adalah Gereja St. Petrus.
3. Raphael (1483-1520 M) yang terkenal dengan lukisan fresko yang sekarang menghiasi dinding kepala gereja Katolik Sri Paus di Vatikan. Fresko adalah lukisan pada dinding.
4. Niccollo Machiaveli (1469-1527 M) yang menulis sebuah buku berjudul IL PRINCIPE atau Sang Raja. Dalam bukunya dikatakan bahwa seorang raja hanya akan berhasil apabila ia bertindak tidak berdasarkan pertimbangan moral. Ia harus menggunakan segala cara untuk menyelamatkan negaranya. Walapun buku yang dikarangnya banyak ditentang oleh para raja yang berkuasa, namun tidak sedikit yang meniru cara-cara pemerintahan yang dianjurkannya. Buktinya pada sekitar abad ke 17 di Eropa muncul kekuasaan raja yang tidak terbatas.
Penyebaran Renaissance dan Humanisme ke Eropa
Pengaruh Renaissance dan Humanisme ternyata tidak tersebar di Italia saja, tetapi sampai juga ke negara-negara Eropa lainnya, yakni Spanyol dan Perancis di bagian Barat. Kemudian menyebar pula ke kerajaan Jerman, Belanda, dan Inggris di bagian Utara Italia.
Pada abad ke-16 dan ke-17 negara-negara tersebut memperoleh kemajuan yang pesat melalui usaha perdagangan, industri dan pelayaran. Kemakmuran itu membawa beberapa perubahan dalam kehidupan kemasyarakatan, dan kemajuan dalam bidang seni budaya. Dalam bidang pelayaran, mereka berlomba-omba untuk mencari daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak dikenal. Para ilmuwan berlomba-lomba menampilkan buah karya mereka, para petualang berlomba untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat.
- di Spanyol, muncul karya sastra yang amat mashur di abad tersebut, yaitu Don Quixote karya Cervantes.
- di Perancis, pelindung kebudayaan Renaissance dan Humanisme adalah raja Francis I (1515-1547). Yang dilakukan raja tersebut adalah membeli buku-buku karya sastra kuno, mendatangkan seniman dari Italia, dan memperindah istana dan lain-lain.
- sedangkan republik Belanda yang baru terbebas dari kekuasaan Spanyol pada tahun 1568 M, juga banyak menghasilkan seniman-seniman jempolan seperti Erasmus Desirius (1469-1536 M), dan Rembrant (1607-1669 M).
- Jerman yang terdiri dari beberapa kerajaan, para senimannya lebih giat mempelajari sastra Yunani Kuno dalam bahasa aslinya. Negara Jerman juga menghasilkan seniman terkenal yang bernama Albrecht Durer (1471-1528 M).
- di Inggris Renaissance berakibat besar terhadap seni sastra. Misalnya, karya-karya sastra yang dihasilkan oleh William Shakespeare, hampir sebagian mengisahkan tokoh-tokoh dari masa Yunani dan Romawi, seperti King Lear, dan lain sebagainya. Juga terkenal karya tulis Thomas More yang berjudul Utopia, yang menggambarkan keburukan-keburukan kerajaan Inggris. Tapi akhirnya Thomas More dijatuhi hukuman mati, kepalanya dipenggal oleh raja Henry VIII, dengan alasan tidak mau mengakui kekuasaannya di atas gereja Inggris.
Perkembangan Eropa setelah Renaissance dan Humanisme
Renaissance dan humanisme yang dimulai di Italia, ternyata mudah sekali tersebar ke seluruh negara Eropa. Perubahan-perubahaan itu meliputi berbagai bidang kehidupan, yaitu:
1. Reformasi
Reformasi artinya pembaharuan dalam bidang agama, tepatnya adalah pembaharuan agama Nasrani. Pembaharuan dalam bidang keagamaan ini mulanya datang dari kaum humanis, yang banyak mengecam suatu hal yang kurang wajar yang terjadi dalam kehidupan. Dalam hal ini mereka melakukan celaan-celaan terhadap kaum gereja, dan pada para raja yang selalu taat kepada kekuasaan Paus di Roma.
Awalnya celaan itu dirasakan sebagai tamparan yang sangat menyakitkan bagi para raja dan kaum gereja. Kemudian, celaan itu semakin meluas hingga mengakibatkan turunnya kewibawaan Sri Paus dan kaum gereja.
Pada tahun 1517 M seorang ulama gereja yang bernama Marthin Luther (1483-1546 M) mengecam gereja dengan kritikan pedas yang ditulis dan ditempelkan pada pintu gereja Wittenberg, Jerman. Kecaman tertulis tersebut kemudian dibaca oleh para ulama lainnya atau orang-orang yang datang ke gereja. Dan hal inilah yang menyebabkan lahirnya agama baru yakni Kristen Protestan. Dan melalui perjuangan yang lama akhirnya agama Protestan ini dapat diterima menjadi agama baru dalam masyarakat Eropa.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Secara Bebas
Selama abad pertengahan yang menjadi pusat ilmu pengetahuan adalah gereja, kebenaran gereja harus merupakan kebenaran ilmu pengatahuan. Sejak zaman Renaissance dan Humanisme, anggapan ini segera ditentang. Kebenaran ilmiah suatu ilmulah yang harus diakui oleh gereja dan bukan sebaliknya.
Maka dengan keadaan ini berkembanglah ilmu pengetahuan secara pesat, sebab para ilmuwan kini tidak lagi merasa takut terhadap kekuasaan gereja, tapi ia adalah makhluk bebas yang boleh mengeluarkan pendapat. Ia harus berani karena benar.
Dengan adanya tentangan-tentangan terhadap tafsiran gereja oleh pembuktian ilmiah ilmu pengetahuan, maka kewibawaan gereja makin menurun. Setelah itu kaum gereja tidak lagi menghalangi para ilmuwan untuk mengembangkan kiprahnya. Ilmu pengetahuan semakin bebas berkembang dan semakin majulah perkembangan pemikiran manusia Eropa.
3. Tampilnya Golongan Borjuis
Golongan Borjuis adalah golongan pedagang atau pengusaha. Mereka mulai muncul setelah ramainya kembali perdagangan di pelabuhan-pelabuhan dagang seperti Genoa, Pisa dan lain-lain, ketika perang Salib berakhir.
Para golongan Borjuis ini adalah penanam-penanam modal besar yang mengusahakan produksi kapal, bahan sandang, serta barang-barang kebutuhan yang lainnya. Selain itu, mereka juga membuka bank-bank atau melakukan perdagangan besar-besaran dengan mendatangi kota-kota besar seperti London, dan lainnya.
Dengan telah meningkatnya kemakmuran di Eropa, maka golongan Borjuis ini semakin banyak. Para raja yang sebelumnya hanya mengandalkan kesetiaan kaum bangsawan, kini mulai “melirik” keberadan kaum Borjuis. Dari kaum Borjuis ini raja bisa memperoleh uang atau modal untuk kepentingan kerajaan, sebagai imbalannya, kaum pedagang tersebut memperoleh kemudahan-kemudahan dalam perdagangan.
Karena jumlah kaum borjuis semakin banyak, maka kedudukan kaum borjuis semakin mengancam kedudukan kaum bangsawan yang dulu mempunyai kebebasan memungut pajak dari kaum petani. Lama-kelamaan keadaan berubah, kaum Borjuis semakin penting kedudukannya, karena mereka didukung oleh modal keuangan yang besar, serta mendesak kedudukan kaum bangsawan di Eropa.
4. Munculnya Negara-negara Kerajaan Nasional.
Berbeda dengan masa pertumbuhannya pada zaman pertengahan, pada zaman renaissance ini negara-negara nasional seperti Inggris, Perancis, Spanyol dan Swedia, telah mempunyai prajurit yang sudah digaji oleh rajanya. Selain itu, jabatan-jabatan yang ada tidak lagi didasarkan atas jabatan yang turun temurun, tapi dipilih berdasarkan kecakapannya.
Raja didampingi oleh menteri yang merupakan pembantunya dalam menjalankan pemerintahan. Menteri ini pun diangkat dan digaji oleh raja. Sedangkan golongan bangsawan kini tidak lagi mempunyai kekuasaan seperti dulu, karena kedudukan mereka kini sudah terkalahkan oleh kaum Borjuis.
Kepala daerah tidak lagi merangkap sebagai pemimpin pasukan perang seperti di zaman pertengahan. Dengan keadaan seperti itu maka kedudukan raja menjadi mantap dan kuat. Ia tidak lagi dirongrong oleh kaum bangsawan yang dulu merasa punya hak-hak istimewa dalam pemerintahan. Selain itu, kekuasaan raja tidak pula dirongrong oleh ketidaksetiaan raja-raja bawahan.
Pasukan kerajaan merupakan pasukan terlatih dan utuh, tidak terpecah-pecah, serta bukan tentara sewaan. Selain itu penduduk merasa sebagai suatu bangsa yang berdaulat penuh, karena kini dihargai kiprahnya sebagai manusia yang mempunyai hak dan kewajiban.
Il Principe yang merupakan buah karya Nicollo Machiaveli, merupakan penuntun utama dalam menjalankan pola pemerintahan, karena menurut para raja itu, hanya prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Machiaveli-lah yang cocok untuk menjalankan pola pemerintahan di kerajaannya.
5. Agama Nasrani dan Kebudayaan Klasik Barat berkembang secara Seimbang
Zaman Renaissance dan Humanisme membawa manusia pada suatu kesadaran bahwa manusia mempunyai hak azasi, hak mengeluarkan pendapat, serta hak mengatakan tidak ketika disuruh melakukan suatu perbuatan yang bertolak belakang dengan kehendak hatinya.
Manusia Eropa mulai meyakini bahwa mereka harus mengadakan pendekatan dengan perikehidupan politik, seni, pendidikan dan sebagainya, bukan hanya kehidupan gereja saja. Semua bidang kehidupan harus berjalan beriringan agar kehidupan dan penghidupan ini berjalan dengan wajar dan tentu saja bervariasi.
Intinya, pada zaman Renaissance kehidupan berjalan secara bersama, tanpa salah satu mengganggu yang lain.

0 comments:
Posting Komentar